Aceh Barat — Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Hikmah Aceh Barat terus memperkuat jejaring akademik global dengan menyelenggarakan dua konferensi internasional pada akhir tahun 2025, yakni The 5th International Conference on Dayah Studies (ICODS) 2025 dan The 2nd International Conference on Islamic Studies and Social Sciences (ICISSS) 2025. Dua forum ilmiah ini menghadirkan akademisi dan pemikir dari berbagai negara untuk merespons isu strategis pendidikan Islam, transformasi digital, serta krisis kemanusiaan global.

ICODS 2025 digelar secara hybrid pada hari Kamis, 18 Desember 2025 berpusat di Aula STAI Darul Hikmah Aceh Barat dengan fokus pembahasan pada tantangan pendidikan Islam di era digital dan kecerdasan buatan (AI). Konferensi ini menghadirkan sejumlah narasumber internasional dan nasional, di antaranya Professor Dr. Kamarulshukri bin Mateh (Universiti Islam Pahang Sultan Ahmad Shah, Malaysia), Professor Eka Sri Mulyani, Ph.D. (UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Dr. Nola Febriani binti Salman (University of Muhammadiyah Islamic College, Singapore), Dr. Fakhrul Razi (STAI Darul Hikmah Aceh Barat), serta Dr. Mahlian Nurrahman (Universitas Samudera Langsa).

Dalam paparannya, Prof. Kamarulshukri memperkenalkan model Pendidikan Insani yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan keimanan. Model tersebut bertumpu pada empat pilar utama, yakni penguatan akidah, pembentukan akhlak mulia, pengembangan pemikiran ilmiah, dan pembangunan budaya kerja profesional melalui sinergi ta’lim dan tarbiyah. Adapun tema besar ICODS 2025 mencakup integrasi teknologi digital dan AI dalam pendidikan Islam, etika pemanfaatan AI berbasis nilai-nilai Islam, literasi digital, serta tantangan kesenjangan infrastruktur antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

Sementara itu, ICISSS 2025 dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Desember 2025 bekerja sama dengan Pondok Pesantren Dayah RUMI. ICISSS 2025 mengangkat tema Visi Islam untuk Kemanusiaan yang Berkelanjutan: Dari Kearifan Indonesia Menuju Peradaban Dunia yang dinilai relevan dengan kondisi kemanusiaan yang tengah dihadapi masyarakat Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat yang sedang menghadapi bencana besar.

Wakil Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Afifuddin Muhajir, tampil sebagai pembicara utama. Dalam pemaparannya, ia menegaskan bahwa penanganan bencana merupakan tanggung jawab negara, dengan mengutip keteladanan Khalifah Umar bin Khattab tentang tanggung jawab pemimpin terhadap keselamatan rakyat.

Ketua Panitia, Tgk. Yusdarman, M.Ag., menyampaikan bahwa konferensi ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai negara. “Ada 62 dosen dan peneliti dari berbagai negara yang mempresentasikan hasil riset mereka pada konferensi ICISSS 2025. Dan ada 86 dosen dan peneliti yang mempresentasikannya pada konferensi ICODS 2025 dalam sejumlah sesi paralel menggunakan Bahasa Inggris, Arab, Melayu, dan Indonesia.”

Ketua STAI Darul Hikmah Aceh Barat, Dr. Tgk. Rahmat Saputra, menegaskan bahwa penyelenggaraan ICODS dan ICISSS 2025 merupakan bagian dari komitmen institusinya bersama PTKIS di Indonesia untuk memperkuat jejaring akademik global dan mendorong dialog yang konstruktif. “Melalui konferensi internasional ini, kami ingin mencari solusi yang mampu menyeimbangkan inovasi teknologi dengan pelestarian nilai-nilai Islam, sekaligus memperkuat kontribusi keilmuan Indonesia bagi peradaban dunia,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *